Sabtu, 28 Juni 2014

Abdur di Grand Final #SUCI4

Selamat malam!

Kembali lagi dengan ulasan tulisan mengenai Stand up Comedy (lagi). Kali ini saya akan membahas ulasan tentang Grand Final Stand up Comedy Indonesia Season 4 yang marak di kalangan masyarakat kini.

Sebelumnya saya akan bercerita bagaimana perjuangan untuk nonton live di Balai Kartini. Saya sudah merencanakan ini semenjak 2 minggu sebelum Grand Final dengan salah satu teman saya yang ternyata kecanduan Stand up Comedy juga setelah saya yang jadi perantara untuk tau #SUCI4. Saya menstalk twitter @CoffeeIns dan @StandUpKompasTV berkali kali. Sampai saya tahu Grand Final dilaksanakan tanggal 20 Juni 2014.

Awalnya saya sudah kirim email berkali kali ke KompasTV untuk pesan tiket ternyata tak ada balasan, cara kedua saya ingin ke CoffeeIns untuk beli paket promo Stand up yang Grand Final tapi ternyata mendadak saya ada acara evaluasi selepas acara classmeet di sekolah dan di luar cuaca mendung yang makin membuat saya mengurungkan niat tidak membeli tiket. Tapi ada perasaan hati terguncang karena saya sudah niat dari dulu mau nonton Grand Final. Tapi apa daya rumah saya pun cukup jauh untuk ditempuh ke CoffeeIns. Begitu saya pulang, saya cek twitter @CoffeeIns ternyata tiket jam 5 sore sudah habis.

Putus asa saya untuk nonton live Grand Final, tapi tidak sampai disitu. Saya terus pantau timeline @StandUpKompasTV ternyata masih ada tiket hot seat. Saya kembali semangat, diberitahu untuk yang ingin membeli tiket hot seat sebelum sholat Jumat sudah antri di Balai Kartini. Akhirnya besok pagi jam 9 saya ajak teman saya untuk kesana, sayangnya dia tidak membawa STNK. Kami pun pulang lebih dahulu, jujur saya harus izin keluar sekolah demi tiket hot seat harapan satu-satunya.

Pagi telah menunjukan pukul 10.00 saya takut kehabisan akhirnya saya berangkat berdua bapa saya. Biarkan teman saya menitip. Sampai di Balai Kartini saya menunggu dan terus menunggu di depan pintu sambil menunggu bapa saya sholat Jumat dan sampai pada akhirnya ada panitia keluar mengatakan tiket hot seat dibuka jam 3 sore. Dengkul saya lemas saat itu. Sudah capek dan buru-buru.

Akhirnya saya pulang terlebih dahulu untuk makan dan sholat dan berganti pakaian. Saya berangkat jam 2 kurang dari rumah. Dan sialnya begitu di jalan macet parah. Saya sudah harap-harap cemas karena tau pasti penonton akan membludak. Saya berdoa agar dapat tiket. Sampai di Balai Kartini lt.2 sudah penuh sesak orang-orang. Ternyata lagi desak-desakan membeli tiket hot seat. Tiket hot seat kloter 1 habis. Saya sudah cemas dan berharap dapat yang kedua. Dan ternyata. Nihil. Saya tidak dapat tiket, saya sedih teramat sangat.

Singkat cerita saya pada akhirnya nonton di Ruang Mawar di Balai Kartini, walau bukan di studionya tapi tak apalah dalam hati saya. Penonton yang tidak dapat tiket akhinya nonton bareng di Ruang Mawar. Perlu diketahui saya harus mengorbankan tidak bertemu dengan kawan lama saya yang sudah ada janji ketemu, bapa saya batal ke Bekasi untuk urusannya, tidak sempat packing pakaian karena buru-buru ke Balai Kartini padahal esok pagi buta saya harus berangkat pergi ada acara menginap, harus izin keluar sekolah buat beli tiket. Itulah pengorbanan.

Kembali ke Grand Final.

Waktu saya ada di depan booth zact saya liat ada rombongan keluarga Abdur ramai. Ada dari dia punya bapa, mama, adik, dan kakaknya.

Saya menyimak tiap bit materi yang dibawakan tiap finalis Abdur dan David tapi paling utama Abdur. Seperti yang diketahui di posting sebelumnya saya ini penggemar berat Abdur.
Tema putaran 1 : Jakarta.
Tema putaran 2 : Politik.
Tema putaran 3 : Juara.

Di putaran 1 Abdur berbicara tentang kriminalitas tinggi di Jakarta dengan bit tentang Kementrian Desa Tertinggal, pencuri dari Timur, sampai banjir dimanfaatkan sebagai Pasar Terapung. Di menit 1-3 Abdur berbicara tentang dia punya keluarga dan mamanya yang dadah di cctv. Mungkin terasa LPM tinggi, cuma saya sedikit setuju dengan komentar Pakde Indro di awal Abdur membicarakan yang bukan tema. Mungkin karena senang sekai dia punya keluarga datang. Lain dengan Feni Rose berkomentar bahwa kekuatan Abdur adalah dengan kritik sosialnya dan saya setuju. Lalu Radit berkomentar materi Abdur terasa kurang bulat.



Di putaran 2 Abdur dengan opening yang berbeda "Jaya Indonesia". berbicara tentang Indonesia ibarat kapal tua dengan berganti 6 nahkoda tapi masih jauh dari kata 'sejahtera'. Di putaran ini di awal Abdur berbicara dengan rima a yang tiada terputus dan sangat lancar seperti kata Feni Rose di komentarnya. Jujur saya merinding waktu bit Abdur bicara tentang nahkoda ke-6 bagian a. "Dua pemilu mengungguli perolehan suara, dua kali di sumpah atas nama garuda, tapi itu hanya awal cerita, cerita panjangnya terpampang dibanyak media Lapindo, Munir, Century, Hambalang. KAMI MENOLAK LUPA!" Saya merinding. Saya salut. Sampai di menit ke-4 Abdur selesai bicara tentang nahkoda lanjut berbicara tentang Ibu Pertiwi yang melahirkan pulau-pulau di Nusantara.
Menurut saya tingkat level Stand up Comedy Abdur di putaran 2 ini sudah masuk level tertinggi. Kritik sosial yang kental. Saya yakin banyak anak muda yang dengar. Penuh makna dari tiap rangkaian bitnya. Komentar Pakde Indro bilang komedinya dimana letaknya. Lanjut Radit bilang, putaran 2 Abdur lebih banyak 'wih' dibanding 'haha' tetapi tetap konsisten dengan penampilannya yang bagus.



Benar kata Abdur di bionya di twitter. 'Orasi di depan Microphone.' Ini saya juga Orasi di depan Microphone. :)
Di putaran 3 Abdur berbicara tentang padatnya kota Jakarta yang katanya "Kalau tahun 2030 nanti Jakarta dibangun seperti gedung-gedung bertingkat saking padatnya nanti kita keluar kamar sudah masuk kamar orang lain." Saya tertawa terbahak-bahak waktu bit Abdur tentang flying fox. Akibat saking padatnya Jakarta dibangun flying fox, Monas ditinggikan Tugu Pahlawan ditinggikan. "Naik flying fox dari Jakarta whoooaaaaa, dari belakang ada yang menyusul mijooonnn mijooonnnn yang aus mijooonnn mijooonnn." (dengan logat medok). Seisi Balai Kartini ngakak penuh gelak tawa terutama saya.
Abdur percaya kehidupan itu membentuk pola. Di 3 besar #SUCI3 waktu Arie Kriting (jagoan saya juga) close mic Babe pelukan dengan Arie lalu Fico sujud syukur. Di 3 besar #SUCI4 waktu Dzawin juara 3, Abdur pelukan dengan Dzawin lalu David sujud syukur. Terbukti kan siapa juaranya? Hahaha.
Lanjut, Abdur membawakan materi dengan bantuan media. Terpampang wajah Ursula NTT 48 yang sering dijadikan materi oleh Abdur. Lucu sekali, saya suka kreatifitasnya.
Komentar Radit bilang asik dan Abdur memiliki wawasan luas tapi untuk media kurang terarah, videonya membahas tentang apa. Feni Rose berkomentar putaran 3 Abdur terasa terpatah patah tetapi tidak mengurangi kecerdasan penampilan Abdur. Terakhir Pakde Indro bilang Abdur selalu punya kejutan di tiap penampilannya dan terkahir katanya "Neraka!". Wuih, menurut saya kalau Pakde Indro sudah bilang 'Neraka' itu artinya lebih dari 'Kompor Gas'.



Selesai 3 putaran masuk ke tahap penentuan Juara Stand up Comedy Indonesia Season 4. Dan akhirnya juara 1 jatuh kepada David Nurbianto. Dan Abdurrahim Arsyad dinobatkan sebagai juara 2 Stand up Comedy Indonesia Season 4.

Kalau saya ulas dan mencoba menilai secara objektif, Abdur sangat layak menjadi juara 1. Di putaran 1 David aman berbicara Jakarta. Tapi saya melihat David di putaran ke-2 terasa kehilangan keresahan dan terasa menjadi kurang yakin pada penampilannya tentang Politik. Di putaran 3 kalau LPM dibandingkan menurut saya di putaran ini Abdur tertinggi. Dan closing David kurang kena menurut saya di putaran 3 tapi cukup kreatif dengan membawa lenong ke panggung Stand up Comedy. Mungkin kalau punch line Abdur di tambah di putaran 2 di awal saya rasa Abdur yang jadi juara 1. Karena jujur, 2 komika Abdur dan David saya akui memang cerdas.

Saya menyampaikan ini karena bukan hanya saya saja yang merasakan, bapa saya sendiri juga menilai penampilan tiap finalis, begitu juga Abang saya waktu kemarin nonton bareng kami di rumah. Abang saya mendukung penuh Abdur jadi juara dan punya penilaian yang sama dengan saya dan bapa saya.

Tetapi walaupun Abdur juara 2, bagi saya dia juara 1 di hati para penonton pecinta Stand up Comedy. Oh ya terakhir ini saya punya bapa berfoto di samping gambar Abdur waktu di Balai Kartini. :)

Tulisan ini sengaja saya buat, karena memang pada dasarnya saya suka dengan tiap penampilan show Abdur dari awal-akhir. Mohon dibaca ya kaka, semoga bermanfaat, sukses selalu kaka, semoga saya bisa bertemu langsung lagi dengan kaka Abdur dan bisa berfoto bersama. Saya harap diberikan komentar mengenai ulasan tulisan saya ini. Terimakasih. :)

4 komentar:

  1. terima kasih sudah buat tulisan yang bagus tentang Grand Final. Siapapun juaranya itu tidak lagi penting, yang terpenting acaranya sukses dan penonton terhibur. Salam buat Ayah. terima kasih banyak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama sama, kaka Abdur. :)
      Iya, semoga sukses selalu menyertaimu, kaka. Semoga ada waktu yang mempertemukan saya nanti dan bisa mengobrol dengan kaka Abdur.
      Salam sudah disampaikan dan beliau sangat senang. :)

      Hapus
  2. Thanks kawan .... sudah mengharumkan flotim....

    BalasHapus
  3. Kata2x om abdur PEDiiiiSSSZZ....mantap om

    BalasHapus